Mapo Tahu. Sebagian Sobat Ta Wan pasti tidak asing dengan Kuliner khas Negeri Tirai Bambu. Dilansir dari kulineria, bahwasanya Mapo Tahu sudah ada sejak tahun 1862 di zaman dinasti Qing. Pada saat itu seorang pemuda bernama Chen Chunfu dan istrinya memiliki restoran kecil di jembatan Wanfu. Letaknya di pinggiran utara kota Chengdu di provinsi Sichuan.
Istri Chen sangat pandai memasak dan memiliki menu andalan tumis buncis pedas. Restoran milik mereka sangat digemari oleh pedagang yang berlalu lalang. Beberapa pedagang yang makan di restoran milik pasangan Chen tersebut sering meminta tambahan tahu dan juga daging. Mulai dari sinilah istri Chen belajar untuk mengolah hidangan modifikasi sesuai permintaan para tamunya.
Akhirnya Nyonya Chen menciptakan resep Mapo Tahu dengan cara menambahkan daging sapi ke dalam masakannya dengan memperhatikan suhu api untuk memasak. Kemudian ia memotong tahu menjadi beberapa bagian, direbus selama beberapa menit hingga menjadi lembut.
Masakan yang dihasilkan oleh Nyonya Chen memiliki aroma, rasa pedas, suhu panas, segar, dan juga lembut. Para pedagang yang melewati wilayah itu selalu menyisihkan uang mereka untuk bisa menikmati hidangan khas dari Nyonya Chen ini.
Nama dari Mapo Tahu sendiri sangatlah unik, berasal dari ciri khas Nyonya Chen. Ia memiliki bopeng di wajah dan juga berumur tua. Jadi nama hidangan ini berasal dari ‘ma’ (bopeng) dan ‘po’ (wanita tua). Filosofi dari makanan ini adalah ‘semakin sederhana, semakin baik’.
Tak perlu jauh-jauh ke Negeri Tirai Bambu, Sobat Ta Wan sudah bisa menyicipi atau menikmati hidangan yang legendaris ini di Indonesia, terutama di Ta Wan Restoran yang menyajikan Mapo Tahu dengan rasa yang sudah disesuaikan dengan selera orang Indonesia dan tidak menghilangkan orisinalitas rasa dari Mapo Tahu sendiri, sehingga dapat dinikmati oleh semua orang.